Selasa, 01 Maret 2011

pencegahan kanker serviks sejak dini

Berapa jumlah perempuan di dunia yang menderita karena penyakit kanker serviks? Berapa jumlah perempuan di dunia yang meninggal karena kanker serviks? Semua pertanyaan itu bisa dijawab melalui hitung-hitungan angka yang diperoleh dari sejumlah penelitian.
Namun ketika dihadapkan pada pertanyaan berikut, berapa banyak perempuan di dunia yang sadar dan peduli akan bahaya yang mengintai di balik kanker serviks? Wah, sepertinya kita tak akan pernah tahu jawabnya, karena kesadaran dan kepedulian merupakan dua hal yang sulit diukur serta merupakan masalah yang sangat personal.
Angka prevalensi kanker serviks di dunia, termasuk di kawasan Asia Tenggara, masih sangat tinggi. Menurut data Globocan 2002, ada sekitar 500 ribu kasus baru kanker serviks di dunia dengan 250 ribu kematian setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri diperkirakan ada sekitar 41 kasus baru setiap harinya yang berujung dengan kematian rata-rata 20 orang per hari.
Tingginya angka ini terutama disebabkan oleh rendahnya pengetahuan dan kesadaran akan bahaya kanker serviks. Padahal kanker serviks merupakan kanker terbanyak dari seluruh kasus kanker di Indonesia, terutama pada perempuan.
Tidak banyak perempuan yang mengenal organ reproduksinya dengan baik, mengetahui penyebab kanker serviks, dapat menghindari faktor resiko dan mengetahui cara mencegahnya, mampu mendeteksi gejalanya sehingga akhirnya dapat tetap optimis untuk menjalani hidup bersama kanker serviks. Lebih dari 70% pasien datang pada stadium lanjut sehingga umumnya berakhir dengan kematian karena terlambatnya penanganan.
Lebih dari 95% kasus kanker serviks disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai Human Papillomavirus (HPV). HPV adalah sejenis virus yang menyerang manusia. Terdapat lebih dari 100 tipe HPV dimana sebagian besar tidak berbahaya, tidak menimbulkan gejala yang terlihat dan akan hilang dengan sendirinya. Infeksi HPV paling sering terjadi pada kalangan dewasa muda (18-28 tahun).